#KlubStartup

Senin, 08 November 2010

Berbagai Teror Bencana di Indonesia: Kita Mesti Berbenah!

"PRAY for INDONESIA"


Itulah yang menjadi Headline berbagai media massa maupun jejaring sosial dalam 1 minggu ini. Bencana banjir di Wasior, tsunami di Mentawai, dan gunung Merapi meletus di Jawa Tengah menjadi momok yang menakutkan bagi bangsa kita ini. Entah berapa ribu nyawa harus hilang menjadi korban amukan alam ini. Dan mengutip lagu ciptaan Ebiet G. Ade:

Anugerah dan Bencana Adalah Kehendaknya
Kita Mesti Tabah Menjalani
Hanya Cambuk Kecil Agar Kita Sadar
Adalah Dia Di Atas Segalanya

Anak Menjerit-jerit
Asap Panas Membakar
Lahar dan Badai Menyapu Bersih
ini Bukan Hukuman
Hanya Satu Isyarat
Bahwa Kita Mesti Banyak Berbenah


Bencana Wasior di Papua Barat

Gempa Bumi dan Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat


Gunung Merapi Meletus di Jawa Tengah


Dan berikut kutipan dari okezone.com (08 November 2010):
Melimpah, itulah kekayaan alam yang terkandung di wilayah Nusantara. Bangsa Indonesia seyogianya pandai bersykur dengan anugrah besar tersebut. Tapi harus diingat, Indonesia juga kaya akan bencana.
Guncangan gempa dahsyat disertai tsunami mengancam setiap waktu. Gunung berapi yang tersebar dari ujung tanah Sabang, Pulau Sumatra sampai daratan Meraoke di Papua, juga siap memuntahkan isi perutnya kapan saja.

Bicara soal gunung, Indonesia boleh disebut pemegang rekornya. Ada 400 gunung berapi dan 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi ini terletak di dasar laut. Tanah yang kita pijak ini merupakan tempat pertemuan dua rangkaian gunung berapi aktif (ring of fire), selain terdapat puluhan patahan aktif.
Bukti sejarah akan danau vulkanik terbesar di dunia juga ada di Indonesia yang kita kenal sekarang Danau Toba. Abu dari letusan Gunung Toba ini sampai menutupi angkasa India, Samudera Hindia, Teluk Bengala, dan Laut Cina Selatan. Bahkan terjebak di lapisan es Greenland, Kutub Utara.
Bagaimana dengan banjir? Jakarta, Ibu Kota Negara ini justru kian merana “dikunjungi” air bah. Diperkirakan, jika tidak ada penanganan serius dan terencana, Jakarta akan benar-benar tenggelam. Sementara di sejumlah daerah banjir dan tanah longsor seperti jamur di musim penghujan, sebagai dampak legal maupun ilegal logging.

Tak ayal, Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara rawan banjir. Urutan pertama dan kedua diduduki India dan China. Bencana banjir di Indonesia disebabkan beberapa faktor di antaranya kondisi curah hujan tinggi dan kondisi sebagian tanah tidak lagi mampu menyerap air dengan baik akibat proses perusakan hutan dan daerah aliran sungai. Data BNPB menunjukkan 84% kawasan Indonesia rawan bencana dan 80%-nya merupakan bencana ekologis.

Belum lagi ancaman bencana dari pencemaran lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam seperti barang tambang yang tidak ramah lingkungan karena mengabaikan analisis dampak lingkungan.Tsunami Mentawai dan letusan Merapi setidaknya memberikan gambaran nyata bencana memang lekat dengan kehidupan kita. Sedikit ke belakang, masih ingat dengan gempa Aceh 9,1 SR disusul tsunami yang menewaskan 230.000 orang di sejumlah negara.

Fenomena alam ini, dari generasi ke generasi telah merenggut banyak nyawa tak berdosa, selain kerugian materi. Banjir bandang di Wasior, Papua, juga mengingatkan kita semua bila alam akan bercerita lain jika terlalu banyak tangan-tangan manusia yang membuat kerusakan di muka bumi.


Dari kutipan di atas, bisa dilihat bahwa bukan semata-mata alam saja yang menjadi faktor terjadinya berbagai bencana tersebut. Akan tetapi, justru kita sendiri sebagai manusia dituntut untuk lebih sadar dalam menggunakan fasilitas yang bernama "Alam" yang telah disediakan oleh Tuhan YME.

Kesedihan jangan sampai dibawa berlarut-larut dalam hidup ini, dan mulailah menatap untuk masa depan yang lebih baik.

Dan seperti lirik dalam lagu Ebiet G. Ade "Kita Mesti Berbenah".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Bird Gadget