#KlubStartup

Rabu, 03 Maret 2010

Bagaimana Kita Memperlakukan Mereka Yang Miskin?

"Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham."
(Luk 16:22)

Orang kaya itu menderita di alam maut bukan karena ia bukan karena ia berbuat sesuatu yang jahat atau buruk kepada Lazarus. Tetapi justru ia tidak melakukan sesuatupun untuk Lazarus. Yesus pernah bersabda bahwa yang akan bersama-Nya di surga ialah mereka yang memberi makan ketika Ia lapar, memberi minum ketika Ia haus, memberi pakaian ketika Ia telanjang...(Bdk Mat. 25) "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."

Orang kaya itu membiarkan Lazarus kelaparan, bahkan anjing pun dibiarkan menjilati Lazarus. Lazarus adalah sebuah cerminan atau perumpamaan tentang orang miskin yang menderita. Penderitaan terberat Lazarus dan orang miskin bukan karena ia menahan lapar, haus, dingin, atau sakit. Tetapi terlebih karena mereka seringkali dianggap tidak ada, tidak dianggap sebagai manusia atau dengan kata lain diperlakukan tidak selayaknya sebagai manusia. Lazarus seolah-olah bukan manusia sehingga tidak perlu diperhatikan keberadaannya, kebutuhannya, penderitaannya, dan haknya. Tidak dianggap manusia lagi sehingga layak untuk dihina, dicaci maki, dipukul, disiksa, disingkirkan, bahkan dibunuh jika perlu karena dianggap hanya menyusahkan, merusak pemandangan. Atau jika tidak mereka hanya dijadikan objek untuk acara televisi atau sekedar bahan berita di media.

Melawan kemiskinan bukan sekedar membagi-bagi uang atau makan untuk orang miskin menderita. Kita bisa saja langsung memberi tanpa disertai rasa apa-apa, tanpa kita sedikit pun peduli pada mereka, karena kita berkelebihan maka memberi sedikit tidak akan mengurangi kekayaan kita, atau kita hanya ingin meringankan pikiran dan rasa bersalah kita karena kita diberi berkelebihan. Tetapi yang terutama adalah kita harus memperlakukan dan melihat mereka sebagai manusia dan pribadi ciptaan Allah. Bukan sebagai obyek atau barang. Mereka pun memiki hak yang sama dengan kita, hak untuk diperlakukan sebagai manusia, yang membutuhkan pangan, sandang, papan, perhatian. Mungkin dengan membantu mereka memberi pekerjaan yang layak, membantu menyekolahkan, kita sebenarnya membantu mereka untuk menjadi seseorang yang pantas dihargai keberadaan dan martabatnya.


Pertanyaan Reflektif:

• Bagaimana kita selama ini melihat mereka yang miskin dan menderita? Apakah kita melihat mereka sebagai manusia yang sama seperti kita atau kita merasa lebih tinggi dari mereka?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Bird Gadget