#KlubStartup

Sabtu, 20 Maret 2010

WAKTU UNTUK TUHAN

"Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya." (Mat 1:24a)


Dalam kutipan Injil Matius kita mendengar, setelah Yusuf mengetahui bahwa Maria tunangannya itu telah mengandung, ia berencana ingin meninggalkannya secara diam-diam. Yusuf ingin lari dari kenyataan bahwa Maria telah mengandung seorang anak. Karena dia merasa cemas, malu, takut jika diketahui oleh masyarakat bahwa tunangannya telah hamil duluan sebelum mereka menikah. Tetapi apa yang terjadi? Dalam mimpinya malaikat Tuhan datang kepada Yusuf dan memberikannya penjelasan serta peneguhan, bahwa anak yang dikandung oleh Maria itu adalah dari Roh Kudus, yang akan menjadi penyelamat dunia.

Saat itu Yusuf tidak tahu apa yang harus dilakukan, dia juga tidak memiliki persiapan apapun untuk menghadapi kenyataan yang ada dalam diri Maria. Yusuf bisa saja tidak mengikuti apa yang dikatakan oleh malaikat bahkan dia pergi meninggalkan Maria, tetapi itu tidak dilakukannya. Yusuf tetap menyediakan dirinya untuk Tuhan lewat kesetiaannya mendampingi Maria.

Terkadang dalam kehidupan sehari-hari kita lupa akan Tuhan, karena mungkin saja kita terlena dengan kesibukan pekerjaan di kantor, aktivitas di sekolah atau kampus, berbagai macam kegiatan di gereja atau di mana saja kita berada. Seringkali kita mungkin lupa menyempatkan diri diam sejenak di hadapan Tuhan, bersyukur atas rahmat kehidupan, pekerjaan, keluarga, dan hal-hal lain yang telah kita terima selama ini. Tuhan selalu hadir untuk kita setiap saat dalam bentuk, cara, dan peristiwa apapun dalam kehidupan kita, tetapi terkadang kita tidak menyadari kehadiran Tuhan dan kurang menyempatkan diri untuk hadir kembali bersama Tuhan.

Tuhan tidak meminta kita untuk menyediakan banyak harta yang berlimpah sebagai bentuk cinta kita kepada Tuhan. Dia hanya meminta kita untuk menyediakan waktu untuk Dia. Dia menunggu kehadiran kita setiap harinya. Kehadiran kita bisa dalam bentuk doa setiap hari atau kunjungan ke hadapan Sakramen Mahakudus atau juga kesetiaan mengikuti perayaan Ekaristi setiap hari atau setiap minggunya. Kita bisa belajar dari pribadi Yusuf yang selalu terbuka menyediakan diri untuk Tuhan dalam situasi apapun. Dalam masa prapaskah ini mari kita mewujudkan pertobatan kita dengan lebih menyediakan diri dan waktu untuk Tuhan dan sesama yang membutuhkan, bukan waktu-waktu yang tersisa dari kehidupan kita.


Pertanyaan Reflektif:
Apakah kita sudah menyediakan waktu, hati, dan diri kita untuk Tuhan setiap harinya atau kita hanya memberikan waktu-waktu tersisa kita untuk Tuhan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Bird Gadget