"Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara ku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."
(Yoh 5:7)
"Kasihan ... " itu perasaan kita ketika merenungkan nasib orang yang telah 38 tahun menderita sakit. Dan lebih kasihan lagi, karena ia sendirian, tak seorang pun rela membantunya untuk menuju ke air kolam yang bergoncang agar dapat sembuh dari penyakitnya. Mungkin orang itu tidak punya saudara, anak, istri, atau sahabat. Mungkin dia tidak punya siapa-siapa lagi. Atau mungkin orang lain telah jijik padanya karena telah 38 tahun sakit. Pastilah tubuhnya yang tidak sehat tidak segar lagi. Penampilannya pun pastilah tidak menarik, karena dia tidak dapat merawat dirinya sendiri. Menyaksikan itu Tuhan Yesus tidak berhenti pada kasihan belaka. Tuhan Yesus segera bertindak. Kreativitas cinta-Nya pada manusia sesama-Nya sungguh menyala. Tuhan Yesus menawarkan: "Maukah engkau sembuh?" . Dan tanpa menunggu lama Tuhan Yesus menyembuhkannya. Tuhan Yesus Sang Air Hidup mendatangi si sakit, menawarkan kesembuhan dan menyembuhkannya.
Air memang merupakan sumber kehidupan setiap makhluk. "... sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu mengalir, semuanya di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis, tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat". Yesus mendatangi manusia yang kehausan dan membutuhkan air. Tuhan memberikan teladan pada kita untuk berani mendatangi sesama, menolong dan berbuat bagi orang lain.
Zaman ini memang sukar menemukan orang yang mau menolong tanpa imbalan. Sukar menanamkan dalam diri kita sendiri dan pada anak-anak kita kerelaan untuk menabung kebaikan dengan imbalan kehidupan kekal. Namun hari ini kita semua diajak untuk meneladan Tuhan Yesus. Kita diajak untuk berani membuka diri menolong sesama yang membutuhkan dan miskin. Manusia tidak dapat hidup sendirian di dunia ini, kita hidup dan tumbuh bersama orang lain. Maka kalau kini kita sehat, kuat, berkecukupan, kita diundang untuk peduli kepada sesama yang membutuhkan yang ada di sekitar kita. Bahkan kalau kita hidup pas-pasan dan kekurangan pun, iman kita mengajarkan kita untuk tetap berbagi. Ingat janda miskin yang memberi dari kekurangannya. Berbuat kasih kepada sesama seperti yang diajarkan Tuhan Yesus, adalah ungkapan iman dan kasih kepada Allah, karena Allah adalah kasih. Dan bila kita berani ikut ambil bagian dalam karya pelayanan kasih, kita memenuhi panggilan dan perutusan Gereja. Kita semua dipanggil untuk berbuat kasih agar semakin banyak orang mengalami kebaikan dan keselamatan yang sedang dikerjakan oleh Allah.
(Yoh 5:7)
"Kasihan ... " itu perasaan kita ketika merenungkan nasib orang yang telah 38 tahun menderita sakit. Dan lebih kasihan lagi, karena ia sendirian, tak seorang pun rela membantunya untuk menuju ke air kolam yang bergoncang agar dapat sembuh dari penyakitnya. Mungkin orang itu tidak punya saudara, anak, istri, atau sahabat. Mungkin dia tidak punya siapa-siapa lagi. Atau mungkin orang lain telah jijik padanya karena telah 38 tahun sakit. Pastilah tubuhnya yang tidak sehat tidak segar lagi. Penampilannya pun pastilah tidak menarik, karena dia tidak dapat merawat dirinya sendiri. Menyaksikan itu Tuhan Yesus tidak berhenti pada kasihan belaka. Tuhan Yesus segera bertindak. Kreativitas cinta-Nya pada manusia sesama-Nya sungguh menyala. Tuhan Yesus menawarkan: "Maukah engkau sembuh?" . Dan tanpa menunggu lama Tuhan Yesus menyembuhkannya. Tuhan Yesus Sang Air Hidup mendatangi si sakit, menawarkan kesembuhan dan menyembuhkannya.
Air memang merupakan sumber kehidupan setiap makhluk. "... sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu mengalir, semuanya di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis, tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat". Yesus mendatangi manusia yang kehausan dan membutuhkan air. Tuhan memberikan teladan pada kita untuk berani mendatangi sesama, menolong dan berbuat bagi orang lain.
Zaman ini memang sukar menemukan orang yang mau menolong tanpa imbalan. Sukar menanamkan dalam diri kita sendiri dan pada anak-anak kita kerelaan untuk menabung kebaikan dengan imbalan kehidupan kekal. Namun hari ini kita semua diajak untuk meneladan Tuhan Yesus. Kita diajak untuk berani membuka diri menolong sesama yang membutuhkan dan miskin. Manusia tidak dapat hidup sendirian di dunia ini, kita hidup dan tumbuh bersama orang lain. Maka kalau kini kita sehat, kuat, berkecukupan, kita diundang untuk peduli kepada sesama yang membutuhkan yang ada di sekitar kita. Bahkan kalau kita hidup pas-pasan dan kekurangan pun, iman kita mengajarkan kita untuk tetap berbagi. Ingat janda miskin yang memberi dari kekurangannya. Berbuat kasih kepada sesama seperti yang diajarkan Tuhan Yesus, adalah ungkapan iman dan kasih kepada Allah, karena Allah adalah kasih. Dan bila kita berani ikut ambil bagian dalam karya pelayanan kasih, kita memenuhi panggilan dan perutusan Gereja. Kita semua dipanggil untuk berbuat kasih agar semakin banyak orang mengalami kebaikan dan keselamatan yang sedang dikerjakan oleh Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar