#KlubStartup

Rabu, 24 Maret 2010

MENJADI TERANG BAGI SESAMA

"Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, katanya: "Akulah terang dunia; barang siapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
(Yoh 8:12)


"Akulah terang dunia...." (Yoh 8:12). Yesus, rabbi pengelana dari kota Nazaret, menyatakan bahwa Dia adalah terang dunia. Memang luar biasa. Sejak awal abad pertama di Galilea, Yesus memperkenalkan diri sebagai terang. Dan kelak Yesus sendiri akan menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Yesus adalah terang. "Barang siapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yoh 8:12). Pernyataan Yesus ini punya akibat langsung bagi setiap orang kristiani bahwa setiap orang Katolik memiliki terang hidup. Selanjutnya, terang itu menerangi langkah hidupnya.

Terang di dalam Kitab Suci sering kali dipertentangkan dengan kegelapan. Terang melambangkan hidup, kesejahteraan dan kegembiraan, kegelapan melambangkan kematian, kemalangan dan dukacita. Dengan kegelapan perbudakan dipertentangkan dengan terang kebebasan dan keselamatan di zaman Mesias, dan terang itu pun sampai kepada bangsa-bangsa lain, melalui Kristus terang itu mencapai kesempurnaan dalam Kerajaan Sorga. Kita adalah pengikut setia Yesus, maka kita mendapat terang. Kita mendapat terang hidup dari Yesus secara gratis, berarti terang itu datang dari luar diri kita. Dalam Kitab Suci, kelak Yesus sendiri akan menjadi terang bagi banyak orang. Apa artinya bagi kita semuanya ini? Sebagai murid Yesus, bukan semata-mata mengharapkan terang dari luar diri kita untuk menerangi langkah hidup kita, tetapi juga untuk menjadi terang bagi orang di sekitar kita.

Tahun 2010 KAJ mengangkat tema APP tentang melawan kemiskinan. Memerangi kemiskinan menjadi fokus gerakan Gereja Jakarta untuk mengungkap keprihatinan dan kepedulian untuk si miskin. Gereja Jakarta menabuh genderang perang untuk memerangi kemiskinan. Bila kita tidak pedulu dengan si miskin, kita ada dalam kegelapan, sehingga kita tidak memancarkan terang. Bila kita prihatin dan peduli dengan si miskin, kita ada dalam terang, sehingga kita bersinar memancarkan terang hidup bagi orang di sekitar kita.



Pertanyaan Reflektif:
Seberapa banyak kita sudah menerima terang hidup secara gratis dari Allah dan seberapa banyak pula kita sudah menjadi terang bagi sesama terutama yang miskin; baik dalam perhatian, pikiran, sikap dan tindakan nyata?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Bird Gadget